UJUG-UJUG
film bertitel Jokowi siap dirilis pada 20 Juni mendatang. Bukannya 'senang'
kisah hidupnya difilmkan, Jokowi malah menolak film yang dinilainya terlalu
berlebih-an. Beneran menolak, atau 'pura-pura' menolak demi sebuah 'citra'
innocent dan merakyat yang selama ini dipegang kukuh? Kenapa setelah film
setelah selesai dibuat, Jokowi langsung 'kelihatan' menolak?
Apakah ini akal-akalan agar film laku? Ah, beliau kan, bukan sejenis Jupe Depe. Meski sang produser KK Dheeraj amat mungkin membikin promosi 'konspiratif' dan berbau penipuan begitu. Atau seperti yang dibilang, bahwa penolakan ini cuma 'gertak sambal' supaya beliau ini tidak tercitrakan sebagai orang yang 'haus publisitas' dengan kecenderungan mau melambaikan tangan di 2014? :P
![]() |
| Sampulnya mirip Sang Penari dan Habibie & Ainun. cineplex21.com |
Film Jokowi
dan KK Dheeraj
Ketika
perjalanan hidup Jokowi akan difilmkan oleh KK Dheeraj, nggak hanya Joko Anwar
yang 'ngamuk', pecinta film yang lain juga pada protes. Kok, bisa seorang ahli
film yang katanya 'kacrut' itu bikin film biografi sosok 'mumpuni'? Kalau saya
pribadi sih, nggak segitu-gitunya hujat om KK Dheeraj. Toh saya juga nggak
ngepen-ngepen amat sama Pak Jokowi, bukan orang Jakarta atau Solo sih, Xixixi ..
Tapi memang ada yang amat menarik atas protes sana-sini ini.
![]() |
| Kata KK Dheeraj, film ini menghabiskan dana 13 miliar. Percaya? kapanlagi.com |
Pada April
2013, terutama sang filmmaker yang 'bacotan' twitternya frontal-frontal kayak
Joko Anwar. Orang yang seminggu kemarin sempat panas-panasan sama Marissa Haque
ini juga kritik pedas KK Dheeraj yang katanya mau bikin film Jokowi.
Seakan-akan tokoh 'sekaliber' Jokowi nggak boleh dan nggak pantes dibikin sama
produser kacrut.
Dan
tahu-tahu, film Jokowi akhirnya selesai penggarapan. Barangkali tidak mudah
membuat film jenis ini. Barangkali karena film-film Indonesia kebanyakan
dibikin dengan sistem kerja ala FTV. Seba cepat, kurang pematangan dalam hal
naskah, serba tahu-tahu beres, maka VOILAA! FTV eh film bioskop pun bisa
disimak. Untung orang yang nggak perhitungan, duit 35 ribu demi sebuah tiket
tentu tak jadi soal. Tapi untuk beberapa orang memang perlu dua kali
menyempatkan waktu menonton karya anak bangsa.
'Keanehan'
Penolakan Jokowi
Bagaimana
tidak aneh, gubernur DKI 'sebesar' beliau tidak tahu menahu soal pembuatan
filmnya. Tahu-tahu film mau rilis, dan dia pun mengatakan keberatan. Lalu apa
yang dia katakan, ya, dia bilang kalau dia 'terlalu kecil' untuk dibuatkan film
biografi. Entah karena bentuk kerendahan hatinya, atau memang sebuah bentuk
'rekayasa'. Barangkali agar filmnya terbuat seperti 'kecelakaan', 'tidak
sebenarnya ia inginkan' alias 'tak tahu menahu'. Mungkin ketidaktahuannya
mengenai proyek film ni karena kesibukannya mengatur tata kota, jadi 'mana
sempat?'
Dari
kompas.com pada 2 Mei 2013, dengan bahasa 'ndeso-nya, Jokowi mengatakan,
"Enggak tahu, saya belum bertemu sama yang buat. Di depan, saya ngomong
kalau saya tidak mau. Saya mau ketemu, tapi enggak tahulah, wong belum
mengerti. Saya ini bukan tokoh, tapi tikih kecil-kecilan."
Sebenarnya
dari kacamata seni perfilman, siapapun bisa dibuat film. Yang saya maksud tokoh
dunia nyata. Entah itu Habibie dalam Habibie dan Ainun, Sang Pencerah, Sang
Kiayi, atau seorang pelacur dalam Bidadari Jakarta. Toh, kepentingannya bukan
buat 'promosi' atau mengeruk 'simpati masyarakat' dan menyuruh implisit agar
masyarakat terinspirasi oleh tokoh yang difilmkan. Jadi keberatan Jokowi
sebenarnya janggal. Apalagi untuk seorang wakil rakyat yang konon punya cita
rasa seni yang baik.
Apa yang
dikatakannya sebagai tindakan berlebih (dengan 30 tahun perjalanan hidupnya
difilmkan), mungkin saja 'narsisme terselubung atau kegeeran'. Lagipula akan
menjadi hal yang amat memberatkan kalau film tersebut melenceng dan jauh dari
kenyataan hidup sebenarnya.
Trailer film
ini memang menjanjikan. Apalagi dibintangi Teuku Rifnu dan Prisia Nasution.
Lihat saja trailernya di youtube yang menggoda 'iman'. KK Dheeraj bisa saja
orang yang amat belingsatan melihat seberapa dielu-elukannya Jokowi. Sehingga
ia tidak mau sosok yang sudah 'ditandainya' itu diambil produser film lain.
Maka dengan proses yang 'cepat', ia pun membikin film yang berpotensi meraup
jumlah penonton yang banyak itu.
Jokowi dan
Trio Macan 2000
Katanya sih,
kemenangan Jokowi itu dibekingi sekelompok orang. Itu kata akun TrioMacan2000
loh, ya. Silakan cari infonya di google atau twitter -atau udah pada tahu? :D
Katanya sih, Jokowi dan Ahok ini bahkan punya 'dana iklan' sendiri buat promosi
'sana-sini'. Saya sebagai awam mikir, iya juga sih, sebab sempat dulu kalau
nonton infotainment, Pak Jokowi ini selalu saja ada. Apa saking terkenalnya dia
ya? Ampe-ampe orang dari luar daerah perlu tahu siapa dia? Entahlah .. xixixi
..
Kita lihat
saja deh, ke depannya. Apa mungkin film Jokowi ini dicekal hanya kerena
keberatan sang gubernur? Tidakkah yang serba paradoks ini amat bikin penasaran
masyarakat? Dan mereka akan berkata, ih pengen tahu filmnya kayak apa. Jokowi
bukan tikih kecil-kecilan, kok. DIA TOKOH BESAAR!


